cover
Contact Name
Nurhadi Siswanto
Contact Email
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Corak : Jurnal Seni Kriya
ISSN : 23016027     EISSN : 26854708     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
CORAK adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan nomor p-ISSN: 2301-6027 dan nomor e-ISSN: 2685-4708. Jurnal ini berisikan tentang artikel hasil penelitan, gagasan konseptual (hasil pemikiran), penciptaan, resensi buku bidang seni kriya dan hasil pengabdian masyarakat dalam bidang kriya.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021" : 12 Documents clear
LIMBAH RANTING, DAUN, DAN BUNGA KERING SEBAGAI MATERIAL PENCIPTAAN KARYA RUSTIC WOOD SLICE Swastika Dhesti Anggriani; Lisa Sidyawati; Abdul Rahman Prasetyo; Elvira Kurnia Ramadhani
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i1.4347

Abstract

The purpose of designing this rustic wood slice artwork with the basic material of waste branches, leaves, and dried flowers is to create new artwork and develope the skills of productive communities in Watu Gong, Malang City, East Java. This rustic wood slice is a artwork that can be used as decorative objects, used objects, and souvenirs for visitors of The Watu Gong.  The method used in this study is method of craft creation which consist of 3 stages including exploration, design, and realization of actualization. The exploration phase starts from observing natural resources, such as wood, branches, leaves, and flowers which can be processed into basic materials for making rustic wood slice artwork. At the design stage, several sketches were made as an alternative design. From these alternative, one design sketch was chosen which was turned into an actual artwork. The realization or actualization stage is carried out by several processes, including preparation of tools and materials, exploration main materials and supporting materials placement, and actualization of the actual artwork. The results of this creation are 2 types of rustic wood slice artwork, namely rustic wood slice jar and rustic wood slice mirrorTujuan perancangan karya rustic wood slice dengan bahan dasar limbah ranting, daun, dan bunga kering ini adalah menciptakan karya baru dan mengembangkan keterampilan masyarakat produktif di daerah Watu Gong, Kota Malang, Jawa Timur. Karya rustic wood Slice ini merupakan salah satu karya yang dapat dijadikan sebagai benda hias, benda pakai, dan souvenir bagi pengunjung objek wisata Watu Gong yang ada di daerah ini. Metode penciptaan yang digunakan adalah metode penciptaan seni kriya yang mencakup 3 tahapan, yaitu eksplorasi, perancangan, dan pewujudan. Tahap eksplorasi dimulai dari pengamatan sumber daya alam, seperti kayu, ranting, daun, dan bunga yang dapat diolah menjadi bahan dasar pembuatan karya rustic wood slice. Pada tahap perancangan, dibuat beberapa gambar sketsa desain sebagai alternatif desain. Dari beberapa alternatif desain tersebut dipilih 1 gambar sketsa yang akan diwujudkan menjadi karya sebenarnya. Tahap pewujudan dilakukan melalui beberapa proses, yaitu persiapan alat dan bahan, eksplorasi peletakan material utama dan material pendukung, serta pewujudan karya sebenarnya. Hasil penciptaan berupa dua jenis karya rustic wood slice, yaitu toples rustic wood slice dan kaca cermin  rustic wood slice. 
FINISHING KRIYA KAYU BERPENDAR DALAM GELAP PADA TEMA KERUSAKAN ASTREOPORA Moch Fachruddin B Soedjarwo
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i1.4734

Abstract

 Finishing works of wood crafts generally use materials that serve to coat and give the wood the color you want. In this creation, the author was inspired by the discovery of the phenomenon of coral fluorescence (coral reefs that can glow), but this beauty is not in line with the damage to corals, especially Astreopora. The concept of the work with double color effects is expected to educate the public and contribute to new knowledge about wood craft finishing techniques that glow in the dark. The creation method used is Practiced Based Research which is a way of doing or creating something based on things that must be researched and accountable. After carrying out the stages in research-based practice, there are several techniques and works with three types of finishing that are capable of producing fluorescent wood crafts in the dark : 1. Fluorescent fiber finishing, 2. Fluorescent Transparent Finishing, 3. Fluorescent resin finishing. Which is applied to Astreopora-themed wooden craft work. Finishing karya kayu pada umumnya menggunakan bahan-bahan yang berfungsi untuk melapisi dan memberi warna kayu  sesuai yang  diinginkan. Penulis terinspirasi pada fenomena fluoresensi karang (terumbu karang yang mampu bercahaya), namun keindahan tersebut tidak sejalan dengan kerusakan yang terjadi pada karang khususnya Astreopora. Finishing kayu bercahaya dengan dobel efek warna yang dihasilkan diharapkan dapat mengedukasi masyarakat dan menyumbang pengetahuan baru tentang teknik finishing kayu. Metode penciptaan yang digunakan adalah Practiced Based Research yang merupakan cara melakukan atau menciptakan sesuatu berlandaskan pada hal-hal yang harus diteliti dan dapat dipertanggungjawabkan. Setelah dilakukan tahapan-tahapan dalam praktik berbasis riset didapatkan hasil penelitian berupa tiga jenis finishing kayu yang dapat bercahaya dalam gelap, yaitu 1. Finishing serat bercahaya, 2. Finishing transparan bercahaya, 3. Finishing resin bercahaya,. Tiga tipe finishing ini diaplikasikan pada karya kriya kayu bertema kerusakan terumbu karang Astreopora.
PERANCANGAN MOTIF DEKORATIF PASIR BERBISIK PADA BUSANA READY TO WEAR Agni Agustin; Sari Yuningsih
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i1.4226

Abstract

Indonesia's diverse natural wealth is very interesting to browse and explore. One of the interesting phenomena is Pasir Berbisik and Edelweiss flowers on Mount Bromo, Malang, East Java. Pasir Berbisik comes from the phenomenon when the wind blows and grains of sand fly and sounds like a whisper in everyone's ear passing by, this phenomenon has an interesting and unique visualization to be used as a decorative element in clothing. In this study, these uniqueness will be explored with various textile decorative techniques to produce ready-to-wear designs, inspired by Pasir Berbisik and Edelweiss flowers. The result of this study is a collection of ready-to-wear clothing inspired by Pasir Berbisik and Edelweiss flowers with Tie dye and embroidery techniques. With this collection, it is hoped that it can provide a new alternative in the development of ready-to-wear clothing for academics or fashion practitioners. Kekayaan alam Indonesia yang beragam sangat menarik untuk ditelusuri dan diekplorasi. Salah satu fenomena yang menarik, yaitu pasir berbisik dan bunga Edelweis di Gunung Bromo, Malang, Jawa timur. Pasir berbisik berasal dari fenomena ketika angin bertiup lalu butiran-butiran pasir beterbangan dan terdengar seperti bisikan di telinga setiap orang yang melewatinya. Fenomena tersebut memiliki visualisiasi yang menarik dan unik untuk dijadikan salah satu elemen dekoratif pada busana. Pada kajian ini, keunikan tersebut akan diekplorasi dengan berbagai teknik dekoratif tekstil untuk menghasilkan rancangan busana siap pakai, dengan inspirasi pasir berbisik dan bunga Edelweis. Hasil dari kajian ini berupa koleksi busana siap pakai dengan inspirasi pasir berbisik dan bunga Edelweis dengan teknik tie dye dan bordir. Dengan koleksi tersebut diharapkan dapat memberikan alternatif baru dalam pengembangan busana siap pakai bagi akademisi atau praktisi bidang fesyen.
EKSISTENSI SENI HIAS RUMAH TRADISIONAL KUDUS Arif Suharson; Dharsono Dharsono; Bambang Sunarto; Nanik Sri Prihatin
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i1.5502

Abstract

This study aims to understand the existence of Kudus traditional house decorative art that is formed in conjunction with the culture that enters the cultural life of the Kudus people. The presence of decorative art has an important meaning for the community because it is closely related to the noble values that become a learning vehicle for the next generation. Decorative art in Kudus traditional house made with a variety of decorative diversity that is behind it is a form of strong cultural perspective. The decorative art is deliberately made to have beautiful forms of stilisasi, magnificent but also related to the meaning of symbols. Grounded research with three steps of activity simultaneously, namely:  data reduction, data presentation, and verification or withdrawal of conclusions with inter-pretative model analysis conducted to produce valid research. As a result of human culture, the phenomenon of artifacts is certainly inseparable from the sociocultural context in art. The decorative art of Kudus traditional house characterized by coastal culture was born with the strengthening of socio-economic progress of the community with the concept of "gusjigang" “bagus, ngaji, and dagang” that upholds the values of teachings in Islam.Penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami eksistensi seni hias rumah tradisional Kudus yang terbentuk bersamaan dengan budaya yang masuk dalam kehidupan budaya masyarakat Kudus. Kehadiran seni hias memiliki arti penting bagi masyarakat karena berkaitan erat dengan nilai-nilai luhur yang menjadi wahana pembelajaran bagi generasi penerusnya. Seni hias pada rumah tradisional Kudus yang dibuat dengan keberagaman ragam hias yang melatarbelakanginya merupakan wujud perspektif budaya yang kuat. Seni hiasnya sengaja dibuat agar memiliki bentuk-bentuk stilasi yang indah, megah, tetapi juga berkaitan dengan makna simbol. Pendekatan grounded research dengan tiga langkah kegiatan secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan simpulan dengan  analisis model interpretatif dilakukan untuk menghasilkan penelitian yang valid. Sebagai hasil kebudayaan manusia, fenomena artefak ini sudah barang tentu tidak dapat dipisahkan dari konteks sosiokultural dalam berkeseniannya. Seni hias rumah tradisioal Kudus yang bercirikan budaya pesisiran lahir dengan menguatnya kemajuan sosial ekonomi masyarakat dengan konsep “gusjigang” “bagus, ngaji, dan dagang” yang memegang teguh nilai-nilai ajaran dalam agama Islam.
PENERAPAN UKIR TEMBAGA BODY BECAK Budi Hartono; Gandar Setiawan
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i1.5117

Abstract

The body of a typical becak in Yogyakarta, especially the becak section, is usually decorated with paintings of scenery or puppet figures, and so on. The existence of becak is gradually eroded by technological advances. Becak now look less attractive because some drivers change motorcycle engines to drive becak. The characteristic of becak as a vehicle that is used by human power, began to wear off. As a result, many becak in Yogyakarta are stuck in used goods collectors. Such conditions become a challenge in itself to revitalize it. The purpose of this research is to make innovations with copper media as an application of artistic appearance of rickshaw bodies, especially in the fender section by using carving techniques. The fender part is an important part of the rickshaw as a traditional vehicle, this part gives a strategic look because it is easy to see and its attractive shape makes it easier to respond to be more artistic as a becak decoration. This research method uses practice based research, while the result of this study is copper carving applied to the fender becak Copper carving technique has a special value for everyone who sees it. Copper has a distinctive and specific color as a metal material for each accompanying metal element.  Body becak khas Yogyakarta, terutama bagian slebor, biasanya dihiasi dengan lukisan pemandangan ataupun tokoh pewayangan, dan sebagainya. Keberadaan becak lambat laun tergerus oleh kemajuan teknologi. Penampilan becak sekarang kurang menarik karena sebagian pengemudi mengganti mesin motor untuk menggerakkan becak. Ciri khas becak sebagai kendaraan yang dikayuh memakai tenaga manusia, mulai luntur. Akibatnya, banyak becak di Yogyakarta teronggok di pengepul barang bekas. Kondisi demikian menjadi tantangan tersendiri untuk merevitalisasinya. Tujuan penelitian ini adalah membuat inovasi dengan media tembaga sebagai aplikasi tampilan artistik body becak, terutama di bagian sepatbor/spakbor dengan cara menggunakan teknik ukir. Bagian slebor adalah bagian penting dari becak sebagai kendaraan tradisional. Bagian ini memberikan tampilan yang strategis karena mudah dilihat dan bentuknya yang menarik, sehingga memudahkan untuk direspon menjadi lebih artistik sebagai dekorasi becak. Metode penelitian ini menggunakan metode practice based research, sedangkan hasil penelitian ini berupa ukiran tembaga yang diterapkan pada bagian spakbor becak.  Teknik ukir berbahan tembaga mempunyai nilai spesial bagi setiap orang yang melihatnya. Tembaga memiliki warna yang khas dan spesifik sebagai material logam untuk setiap elemen logam yang menyertainya. 
KREATIVITAS SENI BATIK DI DESA WISATA JARUM KECAMATAN BAYAT KLATEN JAWA TENGAH PADA MASA PANDEMI COVID-19 Sugeng Wardoyo; Tri Wulandari
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i1.5598

Abstract

The batik group in Jarum village is a group that has had batik skills and play a role in maintaining the existence of Jarum village as a tourist village. But entering the era of the Covid-19 pandemic, the batik group in Jarum village experienced many complex problems related to creativity in the development of batik products and management of branding promotion governance in the Covid-19 pandemic. The urgency of the situation, then through the implementation of the P3WILSEN Program  from ISI Yogyakarta is trying to offer alternative programs for developing batik designs and products, as well as the assistance of social media management. In the implementation of art counselling activities, this time using the method of literature studies, discussions, lectures, and experimental methods. The application of this method is intended so that the way obtained in the learning process gets optimal results. The result of the P3WILSEN  program is creating a new creation batik motif Mojo  Arum that has been registered in Intellectual Property Rights and making promotion branding  Nunggak Semi. It is expected that in the future, there will be follow-up with the implementation of other mentoring programs that synergize and be sustainable. Kelompok batik di Desa Jarum merupakan kelompok yang telah memiliki keterampilan membatik dan berperan dalam menjaga eksistensi Desa Jarum sebagai desa wisata. Namun memasuki era pandemi Covid-19, kelompok batik di Desa Jarum banyak mengalami permasalahan yang cukup kompleks, terkait dengan kreativitas dalam pengembangan produk batik dan manajemen tata kelola promosi branding di pandemi Covid-19. Adanya urgensi permasalah tersebut, maka melalui pelaksanaan Program P3wilsen dari ISI Yogyakarta ini mencoba menawarkan alternatif program pengembangan desain dan produk batik, serta pendampingan manajemen media sosial. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan seni kali ini digunakan metode kajian literatur, diskusi, ceramah, dan metode eksperimen. Penerapan metode ini dimaksudkan agar cara yang diperoleh dalam proses belajar mendapatkan hasil yang optimal. Hasil capaian Kegiatan P3wilsen, yaitu pembuatan motif batik kreasi baru Mojo Arum yang telah terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual dan menciptakan branding promosi Nunggak Semi. Diharapkan ke depan terdapat tindak lanjut dengan pelaksanaan program pendampingan lainnya yang saling bersinergi dan berkesinambungan.
KERAJINAN TENUN SONGKET WARNA ALAM NAGARI LINTAU BUO UTARA KABUPATEN TANAH DATAR Nofi Rahmanita; Yuniarti Munaf
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i1.4569

Abstract

This paper is a study of natural color songket weaving craft in Lintau Buo Utara, West Sumatra. The research using qualitative methods with descriptive data and multidisciplinary approach. The results of this study explain that the Lintau Buo Utara songket weaving craft, which was born in 1996, uses natural dyes as a coloring agent for the songket threads. The use of natural dyes is an effort to reduce environmental pollution due to the use of synthetic dyes. The songket weaving decorations applied by the songket craftsmen of Nagari Lintau Buo Utara are sourced from traditional Minangkabau decorations and decorations created by the songket craftsmen themselves. Products made such as songket sarongs, scarves, and other derivative products. In the future, natural color songket weaving crafts will continue to exist and develop both in terms of the color of the songket weaving and the products produced. Makalah ini merupakan sebuah kajian kerajinan tenun songket warna alam di Lintau Buo Utara, Sumatera Barat. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan data deskriptif dan metode pendekatan multidisplin. Hasil kajian ini menjelaskan bahwa kerajinan tenun songket Lintau Buo Utara yang lahir sejak tahun 1996, kain tenun songket yang dihasilkan memakai pewarna alam sebagai zat pewarna untuk benang songketnya. Pewarna alami digunakan untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pewarna sintetis. Ragam hias tenun songket yang diterapkan oleh perajin tenun songket Nagari Lintau Buo Utara bersumber dari ragam hias tradisonal Minangkabau dan ragam hias yang diciptakan oleh perajin songket itu sendiri. Produk yang dibuat, seperti sarung, selendang songket, dan produk turunan lainnya. Kerajinan tenun songket warna alam nantinya akan terus hadir dan berkembang baik dari segi warna kain tenun songketnya maupun produk yang dihasilkan.   
BATIK GEDHOG KEREK SEBAGAI PRODUK AMENITIES HOTEL DI KABUPATEN TUBAN isbandono - Hariyanto
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i1.5119

Abstract

Kerek subdistrict is one of the centers of gedhog batik craftsmen in tuban regency.  Batik Kerek has its own characteristic because of the use of cotton yarn cutting materials woven and combined with a series of dynamic colors typical of coastal batik so that it looks exotic. The purpose of this research is to make innovation of batik products Gedhog Kerek as a hotel amenities in Tuban Regency. Research methods used are practice-led research, which is research that creates and reflects new work through practical research conducted. This research phase begins with data collection, data analysis, and presentation of analysis results. The results of the analysis are used as product design materials, starting from the pre-design, design, embodiment, presentation stages. The results of this study will be written in an accredited national scientific journal, registered copyright, and further cooperate with gedhog batik craftsmen in Kerek Subdistrict to be produced. Kecamatan Kerek merupakan salah satu sentra perajin batik gedhog yang ada di wilayah Kabupaten Tuban.  Batik Kerek memiliki ciri khas tersendiri karena penggunaan bahan pintalan benang kapas yang ditenun dan dipadukan dengan serangkaian warna dinamis khas batik pesisiran sehingga kelihatan eksotis. Tujuan penelitian ini adalah membuat inovasi produk batik Gedhog Kerek sebagai amenities hotel yang ada di Kabupaten Tuban. Metode penelitian yang digunakan berbasis praktik (Practice-led Research), yaitu penelitian yang menciptakan dan merefleksikan karya baru melalui riset praktek yang dilakukan. Tahapan penelitian ini diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis. Hasil analisis digunakan sebagai bahan perancangan produk, yang dimulai dari tahapan pra perancangan, perancangan, perwujudan, penyajian. Hasil penelitian ini akan dituliskan dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi, didaftarkan Hak Ciptanya, dan selanjutnya bekerja sama dengan perajin batik gedhog di Kecamatan Kerek untuk diproduksi.
KAJIAN DESAIN TENUN AKAR WANGI GARUT DALAM PENINGKATAN UKM SETEMPAT (Studi Kasus: Produk Kriya Rahayu Akar Wangi di Garut) Mandhe Sekar Nurindah; Dian Widiawati
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i1.5290

Abstract

Fragrant roots is one of the commodity plants in Garut. The fragrant roots are often used as handicraft materials such as handicrafts of fragrant root dolls, prayer mats, tablecloths, tissue boxes and bags. Fragrant root Weaving is much in demand by tourists visiting Garut, because that is why fragrant root Weaving has great potential to be able to compete in this era of creative economy. In this research, product design development of this area needs to be analyzed further related to the design that has been issued. So that the processing of fragrant root weaving in the future can become more developed in the modern craft world of Indonesia. In this research using descriptive qualitative research method. This research by using ATUMICS model where to describe the elements contained in the product fragrant root weaving. This ATUMICS model serves as the basis for design development by studying artifacts/products/crafts, manufacturing techniques, utilities, materials, icons, concepts, and shapes. Akar wangi merupakan salah satu tanaman komoditi di Garut. Akar wangi tersebut sering digunakan sebagai bahan kerajinan tangan seperti kerajinan boneka akar wangi, sajadah, taplak meja, kotak tissue dan tas. Tenun akar wangi ini banyak diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke Garut, karena hal itulah Tenun akar wangi ini memiliki potensi besar untuk dapat bersaing di era ekonomi kreatif ini. Dalam penelitian ini pengembangan desain produk daerah ini perlu di analisa lebih lanjut terkait desain yang selama ini dikeluarkan. Sehingga pengolahan tenun akar wangi ini kedepannya dapat menjadi lebih berkembang di dunia kriya modern Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan model ATUMICS untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di dalam produk kriya tenun akar wangi. Model ATUMICS ini dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan desain dengan mempelajari artefak/produk/kriya, teknik pembuatan, utilitas, material, icon, konsep, dan bentuk. 
PENGEMBANGAN MOTIF BATIK KANAKA UNTUK SERAGAM PPI ISHIKAWA JEPANG Hafiza Aprilia; Morinta Rosandini
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i1.4192

Abstract

PPI Ishikawa, Japan has a jacket uniform, but this uniform doesn’t have a strong Indonesian visual identity yet in it. The Kanaka Batik which was the winner in the batik design contest held by PPI Ishikawa, Japan to be made a uniform hasn’t been realized due to the difficulty of producing the batik. Therefore the purpose of this design is to design the PPI Ishikawa, Japanese uniform by applying the Kanaka Batik motif that has been developed by applying the digital printing and embroidery techniques. The stage of the design method is in the form of problem analysis and problem solving strategies. Then the result of this are three designs of developing Kanaka Batik motifs on a fabric measuring 90 x 100 cm and one sketch of a uniform design of a jacket with the development of Kanaka Batik motifs in it. Through this paper it’s hoped that it can add references for the readersPPI Ishikawa Jepang memiliki seragam berupa jaket, namun seragam ini belum memiliki identitas visual Indonesia yang kuat di dalamnya. Adapun Batik Kanaka yang menjadi pemenang dalam sayembara desain batik yang diadakan oleh PPI Ishikawa Jepang untuk dijadikan seragam belum direalisasikan karena kesulitan memproduksi batik tersebut. Maka dari itu tujuan perancangan ini ialah untuk merancang seragam PPI Ishikawa Jepang dengan mengaplikasikan motif Batik Kanaka yang telah dikembangkan dengan penerapan teknik digital printing dan bordir. Tahapan metode perancangan ini berupa analisis permasalahan dan strategi pemecahan masalah. Kemudian hasilnya adalah tiga desain pengembangan motif Batik Kanaka pada kain berukuran 90 x 100 cm dan satu sketsa desain seragam jaket dengan pengembangan motif Batik Kanaka di dalamnya. Melalui karya tulis ini diharapkan dapat menambah referensi bagi para pembaca.

Page 1 of 2 | Total Record : 12